dulu, aku pernah...

dulu, jauh di waktu sebelum ini, aku pernah menjadi darah dalam jantungnya. Mengalir dalam tiap lekuk tubuhnya. Dahulu, di suatu pertemuan waktu sebelum ini, aku pernah menjadi semua deskripsi dalam tempurung kepalanya. Otaknya. Terselip di tiap doa malam yang ia dirikan. Dulu, di dimensi yang sama sebelum ini, aku pernah menjadi kembang yang menghias hatinya. Menjaga tiap sekat jiwanya.
Beranjak kini, semua bergerak pindah dari tempatnya. Aku bukan lagi sesuatu dalam mimpi-mimpinya. Terbuang dari lingkaran hidupnya.

Komentar