pejabat dan orang berpendidikan masa kini
Bersuara. Namun tak nampak.
Ingin menyentuh halus tubuhnya. Namun tak nyata.
Berteriak, memaki, mencaci. Seperti sudah biasa.
Itukah mereka? Para manusia berpendidikan?
Astaga...
Seperti mainan saja negara ini.
Apakah demikian, Bapak Presiden?
Mereka bilang itu sebagai aspirasi.
Mengeluarkan pendapat pula.
Berbicara. Haruskah memakai batu, linggis, dan parang?
Bukankah berbicara menggunakan mulut?
Pak guru, dan Bu guru di sekolah dasar saja mengajarkan agar berbicara yang baik dan sopan.
Tidakkah mereka mendengarkan Bapak dan Ibu guru menjelaskan?
Seperti itukah manusia berpendidikan?
Bapak, Ibu pejabat yang terhormat.
Haruskah mereka seperti itu?
Tidak bisakah kita saling duduk bersama sambil minum teh?
Dan berbincang tentang semua akar kerusuhan ini.
Dengan lengkung senyum yang tetap terjaga.
Bukan saling berhadap dan menatap ganas.
Bukankah kita sama sama manusia?
Ingin menyentuh halus tubuhnya. Namun tak nyata.
Berteriak, memaki, mencaci. Seperti sudah biasa.
Itukah mereka? Para manusia berpendidikan?
Astaga...
Seperti mainan saja negara ini.
Apakah demikian, Bapak Presiden?
Mereka bilang itu sebagai aspirasi.
Mengeluarkan pendapat pula.
Berbicara. Haruskah memakai batu, linggis, dan parang?
Bukankah berbicara menggunakan mulut?
Pak guru, dan Bu guru di sekolah dasar saja mengajarkan agar berbicara yang baik dan sopan.
Tidakkah mereka mendengarkan Bapak dan Ibu guru menjelaskan?
Seperti itukah manusia berpendidikan?
Bapak, Ibu pejabat yang terhormat.
Haruskah mereka seperti itu?
Tidak bisakah kita saling duduk bersama sambil minum teh?
Dan berbincang tentang semua akar kerusuhan ini.
Dengan lengkung senyum yang tetap terjaga.
Bukan saling berhadap dan menatap ganas.
Bukankah kita sama sama manusia?
Komentar
Posting Komentar