Memutar Skenario

Kau terlihat senang. Senyummu terlihat jelas di bawah sinar mentari pagi itu. Ya, aku tau. Kau merasa menang atas semua alur yang kau cipta. Bagimu, aku hanya pemain pembantu. Haha, aku cukup senang bisa menjadi salah satu pemain di permainanmu. Terima kasih, sutradara gadungan.

Aku tak kalah bangganya dengan dirimu. Semacam detektif yang berhasil mengungkap sebuah kasus kejahatan. Aku senang melihatmu menang. Kau memang berhasil menjadi Tuhan di duniamu. Kau hebat! Kau dapat mengatur alur dengan rapih. Semua cerita bias kau bungkus dengan keseriusan, tanpa sedikitpun celah untuk mengelak. Dengan sabar kau menuntun seekor domba berjalan menaiki bukit, lalu menendangnya hingga ia terguling-guling bebas. Agar si domba cepat masuk kandang, ucapmu.

Pada akhirnya, aku hanya dapat tersenyum bangga melihat kemenanganmu yg sempurna itu. Tanpa perlu kau ketahui aku selalu melihat kebelakang, menyaksikan dirimu yg sibuk mengatur scenario.

Ya, sayang. Aku selalu beberapa langkah di depanmu.

Komentar