(untitle)



Sudahkah tiba saatnya untuk berhenti menulis dan menutup buku? Pada tiap kata yang tak berhenti menunggu. Pada tiap-tiap bait disiram kesabaran yang semu. Harusnya sudah sejak lama berhenti menulis dan menutup buku. Ia tak pernah sekali pun baca diksimu. Ia tak pernah secuil pun tahu tentangmu. Buah apa yang kau tunggu kematangganyannya hingga subuh ini? Buah kesiasiaan kah? Macam keledai. Macam dungu. Macam bodoh kau jadikan dirimu santapan rendahan untuk dirinya.
Sungguh. Malang sungguh nasipmu.

/dalam keputusasaan/

Komentar