Aku tak pernah menyesal memberikan seumur hidupku

Aku tak pernah sungkan memberimu sejuta kecupan di pagi hari selepas mimpi indah menimangmu semalaman. Aku tak pernah pamrih menghujani keningmu dengan sejuta cium penyemangat siangmu yg menyengat bersaing dengan asinnya keringat. Pun aku juga tidak keberatan memakan tulang sisa makan malammu yg penuh dengan kenang masa silam. Aku bersedia, dengan sukarela, duduk manis dihadapanmu meski aku tidak mengerti bahasa yg kau ucapkan.

Jika nanti umurku sudah terlalu senja, masih maukah kau membelaiku barang sekejap sepulang kerja? Jika nanti lolonganku sudah menciut dikalahkan burung perkutut, masih maukah kau berbincang denganku sejenak disela lelahmu? Jika nanti tubuhku rapuh dimakan usia, masih maukah kau memeluk sebentar untuk menenangkanku?

Aku tak pernah menyesal memberikan seumur hidupku.

Komentar