saat kesemena-menaan terjadi

gue mau sedikit berucap yang agak sok bijak nih ya.
jangan kaget bos.
here we go....

Kita adalah manusia. Manusia-manusia laknat kayaknya. Dianugrahi kesempurnaan di atas segala makhluk ciptaan Tuhan. Ya, itu lah kita, manusia, yang selanjutnya saya sebut 'orang-orangan'
Orang-orangan bukan sepernuhnya manusia. Mereka memang memiliki semua anugrah yang diberi Tuhan, kecuali kasih sayang. Itu artinya adalah mereka yang tidak punya hati. Bersikap seenak pusernya. Merasa dirinya paling sempurna, bahkan tak jarang berlagak seperti layaknya dialah Tuhan di dunia ini.
WHOOAAA...
dasar brangsak!
Orang-orangan sering menyalah-gunakan anugrah yang diberi oleh Tuhan. Akal naluriah pembunuh. Mereka, orang-orangan, memang mempunyai akal yang jauh lebih jenius daripada makhluk hidup Tuhan lainnya, memang banyak melakukan kesemena-menaan. Dari segi manapun. Menganggap dirinyalah yang paling benar, paling berkuasa.
Lalu apa?
Mereka lah yang berkuasa. Melakukan kesemena-menaan kekuasaan. Apakah mereka Tuhan di dunia ini? Yang dengan seenaknya merenggut nyawa makhluk hidup lainnya. Tanpa alasan jelas. Tanpa perasaan. Begitu alamiah. Begitu singkat. Bangsat!
Apakah sebegitu tak berharganya sebuah nyawa yang bukan nyawa orang-orangan? Tak mengertikah, wahai kalian para pembaca, tentang apa yang saya maksud? Nyawa hewani yang juga merupakan makhluk yang disucikan Tuhan. Sekalipun itu nyawa anjing liar yang bebas bergentayangan dijalan sana.
Oh, begitu ternyata adat para orang-orangan. Kesemena-menaan atas anugrah kesempurnaan. Begitu nyatanya mereka berlagak. Begitu gamblang, sayang.
Beginilah kelakuan para ciptaan-Mu, Tuhan.
apakah saya termasuk?
entahlah.
maafkan saya, Tuhan.

Komentar