siapa gerangan dirinya?


Aku telah terbius untuk mengetahui tentangnya terlarut dalam. Dulu ku sangka dia adalah seekor burung dengan sayap yang patah. Dia begitu rapuh, namun terlihat sangat kuat dan kokoh. Tidak pernah sekalipun dia tunjukan mata sendunya pada khalayak. Dia selalu memakai topeng kuat itu. Entah bagaimana dia bisa bertahan seperti itu. Dia sangat tangguh. Dialah orang yang sangat ku tangguhkan keberadaannya. Aromanya membawa seribu makna tersembunyi. Apa lagi yang sedang kau sembunyikan, sayang? Kadang kala kau terlihat berdiri tegak melawan badai. Namun, untaian katamu sungguh sangat rapuh. Kau meronta dalam heningnya malam. Aku teriak dalam keheningan yang mereka cari. Kau berontak di dinginnya senja.

Dia terlihat sibuk menata skenario dalam panggung drama impian itu. Dengan pion-pion yang ia punya, dibuatlah sebuah drama musikal yang sangat haru pilu. Semua rasa kesatuan, dicampur dengan semangat membara. Tidak lupa ditambahkan sedikit bumbu percikan amarah. Dia bungkus rapi dalam kantung kedamaian. Ya, dia ciptakan damai di antaranya berkecambuk. Dia padukan semua rasa menjadi satu. Dia telah memberitahu ku semua bayang-bayang semu di atas panggung. Dan saat aku masuk menjadi pemain, aku pun terjatuh. Terpuruk. Entah itu merupakan skenario atau bukan. Aku tidak tau. Dialah sang sutradara handal, ciptaan kerasnya kehidupan.

Untuk dia, aku sangat merindukannya. Lagi-lagi aku merindukannya. Merindukan kau yang sedang berdendang manis di sana. Apakah aku masih sama seperti yang dulu?


12.39 p.m
03 juli 2011

Komentar