Tulisan Gila
Kemarin lusa, aku bertemu dengan seorang perempuan berparas
cantik. Ia datang menemui dengan sejumlah beban di pundaknya. Dengan wajah yang
datar, ia mulai bercerita. Ku sungguhkan kopi beserta beberapa kue kering, sisa
pesta semalam. Ceritanya mengalir deras. Sesekali terlihat tetes air mata
membasahi pipi halusnya. Kini, sosoknya aslinya mulai muncul. Perempuan tegak
yang tadi mememuiku, berubah menjadi seorang gadis kecil yang terisak memegangi
boneka lusunya erat. Sesekali ku usap pundaknya, berharap dapat menenangkannya.
Ah, rapuh sekali. Aku takut membuat punggungnya makin terkikis.
Habis sudah ceritanya. Dia tampak mulai bisa menenangkan
diri. Sekali menarik nafas panjang, membuat keseimbangan matanya mulai stabil.
Pupil hitam yg tadi ku lihat tampak terpuruk pada sebuah lubang tak berdasar,
kini kembali muncul di permukaan. Menyenderkan punggung di kursi dan mulai
memandang langit-langit, seakan ada Tuhan di sana, melihatmu iba lalu
tersenyum. Kau tampak lebih tenang.
Kopi sudah mulai dingin. Kau hanya memainkan jemarimu di
bibir gelas. Satu. Dua. Tiga. Lima. Sepuluh kali kau hanya memutar jemarimu di
bibir gelas. Menatapnya dalam, sampai akhirnya kau memutuskan untuk mengangkat
cangkir itu. Menghirup aromanya, lalu melihatnya lagi. Dengan ragu, kau minum
juga kopi itu. Aku tak kan tega meracunimu. Tidak untuk sekarang ini.
Lelah sudah menggerayangi seluruh tubuhmu. Mata sayu yang
begitu menggoda. Ku tawarkan sejenak untuk kau berisitirahat. Tenagamu habis.
Untuk berjalan saja aku harus susah payah membopongmu. Ah, menyusahkan sekali!
Gilanya, aku bahkan tak mengenalmu sama sekali.
Komentar
Posting Komentar