Kenapa Tuan?



Hai, tuan! Kenapa pula kita harus bertemu? Kecupmu tak sampai ubun ku cerna, kau sudah pergi lagi. Jauh, sangat jauh. Sejenak kau sapa hati, sekejap pula kau menghilang lagi. Hingga secangkir kopi yang ku suguhkan pun enggan menjadi teduh. Kenapa, tuan?

Kau bilang, ini takdir Tuhan. Tapi kau bertingkah seenak setan. Sekilat kau suguhkan sebongkah buah surga. Nikmat pula katamu. Sedetik pun tak ada untuk ragu dan terbuai dalam rayuanmu. Habis sudah ku makan semua manis dan pahit hingga entah menjadi apa.

Kenapa pula kita harus mengenal, tuan? Apa benar ini rencana Tuhan?

/dalam/kangen/
1.34 a.m
23 maret 2013

Komentar