Mencintai Seorang Wanita
Aku mencintai seorang wanita. Lekuk
tubuhnya, wajahnya, tak dapat diragukan lagi bahwa ia wanita tercantik yang
pernah ku puja. Bibir tipis pucat, hidung yang biasa-biasa saja, beserta mata
bulatnya yang membuatku membisu. Diam di sini, berjuta jarak dari hadapannya. Bersembunyi
di balik daun apel yang sering kali menggodaku untuk mendekatimu. Ah, wanita
ini membuatku gila!
Dalam kisaran 30 hingga 31, atau
bahkan hanya 28 hari, aku bisa menikmati sosoknya secara utuh hanya dalam beberapa
hari saja. Biasanya dia hanya tersenyum tajam padaku. Memalingkan wajahnya kekanan,
atau kekiri. Bahkan beberapa kali kudapati lekuk sedih bibir pucatnya. Aku tetap
setia mengintipnya dari sini. Menunggu hingga ia menampakkan seluaruh tubuh
beserta wajahnya utuh! Transparan, begitu berkilau penuh sinar, dan telanjang. Andai saja
itu terjadi, aku rela jika mati tenang dalam dekap dadanya. Debaran jantungnya
seirama dengan lagu surga yang akan membuka gerbangnya sembari disambut bidadari
dengan pesona abadinya.
Meskipun begitu, aku akan tetap
memuja wanita yang sama. Wanita yang selalu bertengger manis di antara bintang
dan ribuan sampah angkasa sana. Aku akan tetap mencintai wanita yang sama. Dengan
semua wajah yang dia suguhkan pada dunia. Tanpa topeng, tanpa sandiwara, dan
begitu berperasaan. Akan selalu setia melihat altar malam, walau ia tidak dalam
paraduan.
Komentar
Posting Komentar