pentas kehidupan

Hidup. Setiap hembusan nafasmu seiring menyambung kehidupan. Sebuah pantonim kehidupan. Bergerak, namun tak bersuara. Diam, bisu, penuh tanda tanya, penuh misteri. Hitam putih tak beraturan. Entah hitam atau putih. Jalanan menjadi panggung. Tak ada penonton, hanya jangkrik yang berdendang mengiringi tingkahmu.
Untuk apa kehidupan berjalan?
Kata siapa berjalan?
Kadang hidup senang berjalan. Namun, bukan berarti dia tak bisa berlari. Atau berhenti sejenak untuk sekedar menghela nafas. Bukankah begitu?
Hidup ada, demi menyambung pentas kehidupan. Ditaburi oleh banyak emosional jiwa. marah, sedih, putus asa, senang, senyum, tawa. Lalu siapa para penonton?
Kadang orang-orang lupa bahwasanya jejak langkahnya merupakan sebuah pertunjukkan. Disaksikan oleh ribuan malaikat. Dicermati, dan dipahami. Tak jarang mereka mencatat itu. Jadi, saat waktu pertunjukkanmu telah habis, mereka mempunyai laporan untuk diadukan kepada Tuhan.
Bukankah begitu?

12.45 a.m
25 agustus 2011

Komentar