sosok

Lama sudah tak ku lihat. Sesosok yang dulu amat sering terlihat. Sekarang sudah terhitung berapa bulan, atau mungkin sudah hampir setahun tidak bertegur sapa, atau saling bercanda. Ada apa gerangan?
Adakah sebuah debu yang mengganjal? Kemanakah dirimu? Bayangannya pun sudah tak terlihat lagi. Terasa pun tidak. Hilang. Menghilang.
Jejak yang tertinggal masih amat terasa. Detak langkahmu masih terukir jelas. Diterangi sinar purnama yang cantik, nan tragis. Sentuh lembut di belai angin malam yang dingin. Sorot mata yang teduh dan tenang. Seperti damainya ombak di tengah laut selatan. Hmm..
Masih bisa ku rasa hangatnya candamu. Renyahnya tawa mu memenuhi atmosfer ruangan ini. Hahaha.. Tenggelam dalam suasana hangatnya keluarga. Inikah yang disebut keluarga?
Lama tak ku dengar kabar darimu. Burung pun tidak pernah hinggap dan melemparkan kabar tentang mu. Hmm..
Akan kah dirinya kembali kesini? Mengambil dan mengumpulkan serpihan hati yang sengaja dia tinggalkan, dan menjadi kenangan yang asam manis. Akan kah dia mengingat masa-masa itu di tengah lamunan kosongnya di sore hari? Memandangi hijaunya pohon rindang, ditemani teh hangat dan angin dingin.
Doa. Ya, doa. Menjadi satu-satunya cara agar aku dapat merasakan nafas halusnya. Menjadi satu-satunya yang bisa ku lakukan untuknya, kini. Menjadi suatu pengharapan tersembunyi agar dia bisa mengingat bahwa aku masih bernyawa, dan memandang langit yang sama seperti yang dia pandang.
Sekian.

Komentar