Untuk, M.

Aku ingin sekali memelukmu dalam tawa. Bersama cicauan burung yg kian sumbang, atau suara sepasang kakek nenek melantunkan sebuah tembang, atau bersama anjing-anjing kita yg berlari bebas di tanah lapang.
Aku sangat ingin meninabobokanmu dalam merdu. Sampai suaraku tumbang dibabat peluru, sampai para koloni bangkit dari kubur, sampai dedengkot kehidupan menangis pilu.
Meski begitu, aku cukup senang telah menimangmu dalam doa berbalut keikhlasan. Meski tak mampu sampai liang lahat kubelikan kau berlian, meski tetap saja aku takbisa membaca rindu yg terlihat, meski langit memarahiku sampai berurat.

Komentar