salahkan dia yang bersalah
lalu hanya mengklaim mereka yang bersalah, mereka yang bertindak, mereka yang bergerak dengan tangannya, mereka yang berteriak dengan congornya, dengan papan besar bertuliskan "BERSALAH" di dahinya. hanya bisa mencerca bagi dia yang memegang raja. menunjuk-nunjuk dengan segala ke-tidak-tahu-an mereka. beralaskan ketololan!
dan kami terdiam dalam protes kami. biarkanlah mereka mencerca sekena udelnya. mereka yang hanya bisa menunujuk dengan jari kotornya, naas sekali. jika mereka tau, kami, hmm tidak, otak kami sudah membeludak jika mereka buka. korek, congkel, dan busuk. hahaha
mereka tetap memaku papan besar hitam pekat itu. dengan tulisan kuning terang menyala. mereka hias dengan lampu disekitarnya agar nampak terlihat jelas. lalu diberi sedikit bumbu dan hiasan agar menarik diliat. bahwa "BERSALAH" itu nista. hina dina. busuk bangkai.
salahkan pada dia yang bersalah. yang memegang paku tepat diujung tajamnya. salahkan pada dia yang terlihat. semua bukan inti. salahkan pada pikiran-pikiran beragam. salahkan pada rumput yang bergoyang kala digoda angin semilir. salahkan pada mereka yang menjadi pion-pion.
lalu apa?
berbanggalah pada kalian yang menjadi penonton aktif dalam drama ini. yang punya alibi kuat untuk tetap bertahan dalam perahu "TIDAK TAHU" nya. perahu yang kadang terombang ambing mengikuti arah anjing menyalak. dan berpaling pada apa yang harusnya mereka genggam. berbanggalah pada mereka yang menggengam sebiji beras kesalahan. berbanggalah pada orang-orang yang mengaku berdarah tumpah satu tujuan. berbanggalah pada pelarian-melesat yang begiiiitu cepat bak jet dikejar superman.
lalu bagaimana?
duduklah diam, sayang.
mari kita minum teh hangat di sore yang mencekam ini.
kita akan mulai berbincang kembali tentang semua yang hitam-putih.
ayo, sini kemari, sayangku.
akan ku tawarkan sedikit bumbu protes dalam tehmu itu.
lalu bersama,
kita diam, dan hening
dalam ramainya telunjuk yang mencolok.
tenang saja,
kita masih bisa berteriak,
bercanda gurau
dalam sajak protes
di benakmu,
pikiran kita
~~~
dan kami terdiam dalam protes kami. biarkanlah mereka mencerca sekena udelnya. mereka yang hanya bisa menunujuk dengan jari kotornya, naas sekali. jika mereka tau, kami, hmm tidak, otak kami sudah membeludak jika mereka buka. korek, congkel, dan busuk. hahaha
mereka tetap memaku papan besar hitam pekat itu. dengan tulisan kuning terang menyala. mereka hias dengan lampu disekitarnya agar nampak terlihat jelas. lalu diberi sedikit bumbu dan hiasan agar menarik diliat. bahwa "BERSALAH" itu nista. hina dina. busuk bangkai.
salahkan pada dia yang bersalah. yang memegang paku tepat diujung tajamnya. salahkan pada dia yang terlihat. semua bukan inti. salahkan pada pikiran-pikiran beragam. salahkan pada rumput yang bergoyang kala digoda angin semilir. salahkan pada mereka yang menjadi pion-pion.
lalu apa?
berbanggalah pada kalian yang menjadi penonton aktif dalam drama ini. yang punya alibi kuat untuk tetap bertahan dalam perahu "TIDAK TAHU" nya. perahu yang kadang terombang ambing mengikuti arah anjing menyalak. dan berpaling pada apa yang harusnya mereka genggam. berbanggalah pada mereka yang menggengam sebiji beras kesalahan. berbanggalah pada orang-orang yang mengaku berdarah tumpah satu tujuan. berbanggalah pada pelarian-melesat yang begiiiitu cepat bak jet dikejar superman.
lalu bagaimana?
duduklah diam, sayang.
mari kita minum teh hangat di sore yang mencekam ini.
kita akan mulai berbincang kembali tentang semua yang hitam-putih.
ayo, sini kemari, sayangku.
akan ku tawarkan sedikit bumbu protes dalam tehmu itu.
lalu bersama,
kita diam, dan hening
dalam ramainya telunjuk yang mencolok.
tenang saja,
kita masih bisa berteriak,
bercanda gurau
dalam sajak protes
di benakmu,
pikiran kita
~~~
bagus yaa :)
BalasHapus