Bicaralah Nona

Dia selalu berbicara dalam hati..
Dia selalu berbicara dalam senyum..
Dia selalu berbicara dalam pengrahasiaan..
Dia selalu berbicara dalam susunan tulisan..

Aku mendengarkan..
Aku ingin mengerti..

Dia selalu berbicara dalam kekhawatiran..
Dia selalu berbicara dalam sedih..
Dia selalu berbicara dalam gelap..
Dia selalu berbicara dalam terang..

Aku masih tetap mendengarkan..
Aku masih tetap mencoba mengerti..

Dia juga selalu bicara dalam pemaksaan..
Dia juga selalu bicara dalam fikiran..
Dia juga selalu bicara dalam gelisah..
Dia juga selalu bicara dalam benak yang cerah..

Aku masih berusaha mendengar,tetap berusaha..
sangat berusaha..

Lalu dia berbicara pada udara..
Lalu dia berbicara pada daun..
Lalu dia berbicara pada lingkaran..
Lalu dia berbicara pada mendung..
Lalu dia berbicara pada lengkung langit..
Lalu dia berbicara pada gerhana..
Lalu dia berbicara pada cahaya senja..

Aku.......

Kemudian dia terdiam, ,
ya..
Dia sangat bisu..
Aku tak mengerti..
Aku benar-benar tak mengerti..
Tolong, aku ingin mengerti,,
Bicaralah nona, jangan membisu..
Bicaralah..

Lalu dia menunduk kebawah..
Dia menangis dalam sesak..
Dia menangis dalam rindu..
Dia menangis dalam pengharapan..
Dia menangis dalam hati..
Dia bersedih..
sangat bersedih..
yaaa...
Dia sangat menangis saat ini..

Ketika semua orang berbondong-bondong, saling berdesak-desakan untuk berbicara.
Dan berlomba untuk saling menyelah..
Saat orang-orang saling runcingkan bambu-bambu hidup..
yaa, sangat tajam..
Sangat Menenggelamkan..
Sangat tanpa perasaan..
Sangat jauh dari pengharapan..
Sangat sia-sia..

Lalu kamu kembali Terdiam..
Lalu kamu berdiri dari diam..
Lalu kamu tersenyum,,
Sangat indah..

yaaa...
Dan akhirnya aku mengerti..
Lalu akupun ikut tersenyum..

Mari mendekatlah sayang,,
Dan Kita menari diatas bunga-bunga rotens..
Kita bercerita dibawah pelangi-pelangi kehidupan..
Menjadi penyaksi atas purnama yang dipaksa redup..
yaa..
Mari tetap bernyanyi tentang suara mesra..
Tentang hal-hal indah yang tertutup kabut..
Sambil bermanis-manis pada pahit nya madu.

kemudian aku terdiam,

Sambil memandang lengkung langitnya,
Aku memandang mu haru,
Aku risau,,
Dia tetap tersenyum..
Dan aku berkata pelan,
Aku mengerti,
Kamu selalu berbicara dalam do'a.
yaa...
Kamu selalu berdo'a..
untuk aku, ,
Untuk kami..

Lalu dia tersenyum..
Dan termanis...
yaa..
Harapku..
Terimakasih sayang..

by. noname

Komentar