ricauan malam

ternyata masih banyak sekali bayi-bayi yang merangkak dengan kemiskinannya. merangkak mendekati jurang kematian, dimana para setan-setan menjilati tubuhmu yang dipenuhi dosa. malam ini tidak menjadi saksi. mereka yang menindas orang-orang tak berdaya itu dibawah kolong jembatan kekayaan. kodok pun hanya bisa mengorek sambil bergoyang. bayi-bayi malang. lalu aku gimana? haha
dasar para bayi malang. rengekan manja mu tak lagi terdengar merdu ditelinga para pemikir itu, sayang. hmm.. jadi berhentilah merengek! bangsat! aku kasian padamu! tapi aku tak mau menjadi budak tolol. aku hanya ingin membelaimu, lalu memeliharamu. tidak dalam kandang. hanya dalam pasung.
hehe.. aku bercanda.
aku kan tidak sejahat itu.
dan ini bukan tentang mereka yang coba memakanmu. mengubahmu menjadi sup, atau bahan panggangan. dan mengerogoti tulang mudamu. ini bukan tentang mereka yang ingin memotong dan mencincangmu. dengan sulap, kau akan hilang dalam mulut mereka. beradu dengan gigi-gigi emas yang busuk. bukan. ini bukan tentang mereka yang bangsat itu, sayang. ini hanya tentang kemalanganmu yang merangkak di atas beling dan paku ini. ini tentang derita mu yang sangat jelas dan gamblang terlihat.
derita bayi.
dan ricauan malam pun hanya menjadi nyanyian neraka bagimu. dengkuran mesin giling menjadi seruling merdu, penggiring tidurmu.
sekarang telah malam larut. tidurlah, sayang. esok kau akan menghadapi berbagai beling, kaca, serpihan kayu yang lebih menusuk dan tajam terasa. hmm.. aku akan memperhatikanmu. hanya melihatmu.
ricauan malam.

1.26 a.m
04 februari 2011

Komentar