Teruntuk puncak ke-sekian ku

Sang Lawu yang megah disana.

Terima kasih. Sungguh. Dikala ku cumbu lekuk indak tubuhmu yang kokoh, terlihat jelas ke-agungan yang Dia titipkan padamu, wahai Lawu. Terukir jelas berbagai kisah indahmu. Kala ditutupi angin malam semilir nan mengusik. Banyak ku rasakan ilmu-ilmu yang kau tawarkan. Betapa dingin dan menyejukkan nafas yang engkau hembuskan dimalam itu. Elok lekuk jalanmu, berapa menguras tenaga. Nan menyita seluruh hati dan jantung ini. Bisikan-bisikan lembut dari siang sakralmu. Tak sering ku jumpa sinar sang maha sinar kala bertemu puncakmu, Lawu. Hanya desiran-desiran angin kuat dan menantang yang menemuiku, dan membelai paksa rambut ku ini.

Dan akan ku kenang erat. Sungguh terkenang erat dalam relung hati paling dalam. Aku kini dalam ceritaku selanjutnya.

Komentar