Ala Kadarnya


Pertama-tama, gue mau ngucapin selamat malam bagi para manusia-manusia yang masih terjaga di pukul 10.50 p.m WIB ini. Jagalah kondisi badan anda baik-baik. Jangan mengundang penyakit yang senantiasa hadir dengan penuh sukarela.
Gue akan memulai tulisan ini dengan penjelasan singkat tentang kondisi gue sekarang. Jujur, saat gue nulis ini tuh dengan kondisi yang ga enak banget. Yup! Karna gue lagi sakit. Hmm… ga sakit juga sih. Cuman ga enak badan. Bersin-bersin, pala cenat-cenut kayak smash, ingus meler dengan eksotis dari hidung pesek gue. Haha –intermezoooo… (ga di ucapin ‘semoga cepet sembuh’ kah, kamu?)

Ala kadarnya.

Kenapa gue ambil judul demikian? Gue juga ga begitu ngerti kenapa. Yang jelas, gue lagi pengen nulis aja. Nulis apa pun itu. Intinya, GUE PENGEN NULIS, COY! (oke. Maaf, lebay.)

Ala kadarnya.

Semacam kata yang mengandung makna “seadanya” gitu yah? Gue juga ga begitu paham. Yang pasti, dengan gue menulis seadanya kata yang ada di otak gue, gue mampu menyuguhkan ‘dunia gue’ kepada para manusia –yang tentunya mau baca tulisan gue- di luar sana.

Ala kadarnya.

Sederhana, simpel, ga neko-neko. Bisa langsung ke titik inti, bisa juga hanya menjadi pengalih sementara. Apa sih yang gue omongin dari tadi? Gue juga ga ngerti. Mungkin sedikit ga perduli. Protes kah, anda?

Ala kadarnya.

Sudah berapa kata ‘ala kadarnya’ yang gue umbar di tulisan ini? Sebenernya apa yang ingin gue tulis? Entah. Mungkin, gue hanya ingin menyalurkan sisa-sisa perasaan dan otak gue yang masih bisa bertahan dalam titik ‘waras’. Mungkin, gue hanya ingin berkata-kata ga jelas. Mungkin, gue cuma nyari atmosfer baru di depan layar laptop lusuh ini. Mungkin, gue hanya mau meratapi ampas badan gue yang masih bisa terbilang sehat. Mungkin, ……..

Dan hanya mungkin. Semuanya serba mungkin. Ala kadarnya. Abu-abu.
Tidak perlu repot-repot berkomentar. Ini hanya tulisan iseng di waktu menjelang tengah malam.
Ini hanya tulisan,

Ala kadaranya.

11.14 p.m
12.12.2012

Komentar