sebuah pemandangan
saya saperti melihat seseorang. anak perempuan mungil. ya, bocah perempuan. dia hanya duduk diam di sudut jalan, dan menggenggam sebongkah permen ditangannya. perlahan dia mengangkat wajahnya, dan mencoba sedikit mengintip sinar mentari. tapi, well, mungkin itu sangat menyengat. yang dia lakukan hanya menadahkan tangannya demi tetesan hujan yang enggan turun.
Orang orang yang berlalulalang hanya dapat melirik, atau memandangnya iba. Tanpa berbuat apa-apa. Mengenaskan. Mereka hanya dapat mencibir betapa malangnya nasip gadis itu, tanpa bisa sedikit saja membantu. Mereka hanya bisa berucap sesuatu yang tak berguna. Pembual yang slama ini mengibakan gadis mungil itu. Yaa, mereka sang pembual.
Dan perlahan, gadis itu mati. Mati di tengah ramainya kilauan cahaya yang membutakan para pembual. Mati diselimuti angin dingin yang senantiasa memperhatikan. Yaa, sekarang dia telah mati.
Yang dapat ku katakan hanya,
je suis triste.
Au revoir
Orang orang yang berlalulalang hanya dapat melirik, atau memandangnya iba. Tanpa berbuat apa-apa. Mengenaskan. Mereka hanya dapat mencibir betapa malangnya nasip gadis itu, tanpa bisa sedikit saja membantu. Mereka hanya bisa berucap sesuatu yang tak berguna. Pembual yang slama ini mengibakan gadis mungil itu. Yaa, mereka sang pembual.
Dan perlahan, gadis itu mati. Mati di tengah ramainya kilauan cahaya yang membutakan para pembual. Mati diselimuti angin dingin yang senantiasa memperhatikan. Yaa, sekarang dia telah mati.
Yang dapat ku katakan hanya,
je suis triste.
Au revoir
Komentar
Posting Komentar