bunga di pinggir pasar

kemarin,
dalam perjalanan spontannitas ku bersama,
saudari yang sangat ingin menjelajah..
yaa kami sama sama rindu bermesraan dengan alam.
dengan kuda besi -tapi boros- itu,
kami mengarungi debu dan asap yang bergerumul,
menyesakan dada, menampar hati.
selalu begitu pemandangan di tengah ibu kota yang sibuk ini.
hahahaa sial juga ya..
lalu kami melewati sebuah kerumulan orang, hewan, dan bangkai lainnya.
mereka biasa menyebutnya,
pasar.
sebuah tempat dimana semua bisa saja terjadi.
transaksi jual-besi dengan dibumbuin rasa licik dan ego.
pengambilan hak lain atas dasar tuntutan si perut naas.
penindasan si hewan-hewan buta dan tuli itu.
semuanya terjadi. semua bisa terjadi.
bahkan seonggok bunga yang indah pun,
harus bertarung dengan asap yang berusaha melayukan mereka.
mereka tetap tegar berdiri dan memancarkan keindahan,
yang dititipkan Tuhan padanya.
dia tetap semerbak mewangi disela-sela bau bangkai dan tai yang berserakan.
haha mereka tetap kuat dan bertahan.
sangat kuat dan menyedihkan.
si bunga yang malang.

Komentar