bersama malam ini

terhitung malam kemarin dan dini pagi hari ini.
saya berkeliaran tak jauh untuk mengusir rasa penat. bukan penat yang berlebihan. bukan pula sebuah penat yang harus digembar-gemborkan. hanya penat biasa. yang biasa orang lain rasakan. hanya itu saja.
tak lebih dari beberapa jam saya habisakan waktu bercengkrama dengan angin malam ibu kota yang berlalulalang. menyaksikan para cahaya yang dipaksa terjaga. redup-redup dari kejauhan. ikut menyaksikan pula kicauan malam yang ditinggal pergi oleh si bulan pemalu. ya, sangat pemalu sepertinya.
malam yang bisu ini membuat saya tidak bisa berkata apa-apa. tenggelam dalam gelapnya sisi yang dihinakan cahaya. seutuhnya tenggelam dalam bisunya si bintang yang samar-samar terlihat di langit sana. dan mungkin, para daun itu pun tidak terlelap demi malam yang sunyi ini.
bersama galaknya angin, saya hempaskan semua ganjalan yang terasa mengganggu. risih? tidak. hanya mengganjal. ditengah sunyinya dini hari, saya teriakkan semua bebatuan yang tersangkut di hari-hari biasa itu. yaa, saya teriakkan jauh di dalam hati.
kepulan asap seperti tidak mampu mengangkat semua ini. bayangan melayang terbang tinggi jauh bebas pun seperti hanya impian saja. yaa, beginilah kehidupan.
dia sedang mencoba bermain dengan saya. kehidupan yang dulunya saya sanjung dan saya indahkan namanya, kini berubah menjadi sesuatu yang saya cemooh. entah bagaimana jadinya saya yang sekarang tidak bisa mengerti kehidupan. mungkin ia akan memberi tahu saya nanti. pada saatnya.
yaa,
mungkin saja.

Komentar